Tahun Baru, Adakah yang Baru dalam Dirimu?

 


Kawan! Pergantian tahun berada di depan mata. Tinggal hitungan jam, sebentar lagi angka 2024 dengan 'pede'-nya akan mentereng menempati lembaran-lembaran kalender kita. Lalu, angka 2023 yang setahun lalu kita elu-elukan, dilupakan begitu saja. Itulah yang terjadi tiap tahun. Tak terkecuali tahun ini.

Di berbagai tempat orang-orang berkumpul dengan keluarga, teman maupun tetangga. Sembari menyajikan kuliner yang diidentikkan dengan istilah 'bakar-bakar'. Ada yang bakar ayam,  ikan laut, jagung, bahkan bakar makanan cepat saji seperti sosis dan nuget. Di tempat-tempat keramaian pun digelar berbagai macam tontonan seperti konser musik dan pesta kembang api. Sungguh, malam yang riuh dan menggembirakan bagi mereka yang merayakannya. 

Melihat keramaian pergantian tahun saat ini saya jadi teringat saat pergantian tahun 2020 ke 2021 yang lalu. Dimana saat itu masih dilanda pandemi Covid-19. Saat itu tidak ada keramaian seperti sekarang. Yang terjadi malah sebaliknya, sunyi dan mencekam karena tidak boleh ada kerumunan.

Mungkin adanya pandemi yang membatasi berkumpulnya orang pada saat itu menjadi alasan munculnya konsep : merayakan tahun baru dalam kesunyian, dimana masing-masing merefleksi diri tanpa hingar bingar alunan distorsi musik maupun ledakan kembang api.

Lalu, untuk merefleksi diri apa harus menunggu adanya wabah pandemi?

Menurut saya, perayaan atas pergantian tahun baru sebenarnya hanyalah seremonial yang terlalu dibesar-besarkan. Nyatanya pergantian tahun hanyalah momentum yang biasa terjadi seperti bergantinya menit, detik dan seterusnya. Sama dari tahun ke tahun. Tak ada bedanya.

Ah, apalah itu... Perayaan dan pesta bukanlah sesuatu yang penting buat saya. Saya harus berfikir, memasuki tahun baru harus ada sesuatu yang baru dalam diri ini. Tentu harapannya adalah sesuatu yang dapat membedakan antara saya di tahun lalu dan saya di tahun sekarang. Berfikir tentang bagaimana menjadi berkwalitas sebagai tanda bahwa tahun telah berganti. Maka suasana dalam diri ini pun harus ikut berganti. Berganti dari yang tidak baik menjadi baik, semisal dari yang konsumtif menjadi produktif, dari yang pemalas menjadi rajin. Dan khusus buatmu Mblo, dari yang masih jomblo harus kamu temukan jodohmu di tahun ini... hehe.

Kawan, ber-euforia dalam pergantian tahun itu boleh dan sah-sah saja. Namun kita juga harus memiliki batas dalam memaknai arti pergantian tahun. Yang terjadi adalah dengan bertambahnya angka tahun, sejatinya justru quota umur kita yang berkurang. Yang perlu kita lakukan adalah banyak merenung dan muhasabah diri agar kwalitas hidup kita di tahun 2024 ini benar-benar meningkat.

Jika terlalu berlebihan dalam merayakan dan menyambut hadirnya 2024, muncul kekhawatiran saya, jika di tahun ini kita gagal dalam meningkatkan kwalitas diri, berarti hari ini kita merayakan kegagalan kita. 

Selamat Tahun Baru 2024! Mari  muhasabah diri dan bersama-sama menjemput kebaikan di tahun ini.

Posting Komentar

0 Komentar