Curhatan (Part) Sejuta 🤪

Gambar : Galau karena Medsos, Sumber : Google

Ada hal-hal baik di medsos; ada juga yang buruk. Bahkan, hal yang baik di medsos bisa diplintir untuk tujuan yang buruk, atau minimal demi kepentingan pribadi tertentu.

Platform medsos memunculkan semacam ruang yang 'menggemakan' apa-apa yang orang pikirkan atau rasakan. Seseorang seolah-olah merasa tak sendirian dalam hal cara berpikir dan bersikap. Pada saat yang sama bisa jadi orang merasa akan ditinggalkan atau tak diperhatikan bila tak selalu mengikuti dan tak memberi komentar tentang apa saja yang jadi keriuhan di medsos. Hidup menjadi makin artifisial karena fokus makin singkat demi mengikuti peristiwa di luar diri dan anut-grubyug menanggapi keramaian demi memperoleh validasi dari orang lain. Orang bisa makin mudah tersinggung ketika melihat atau membaca hal-hal yang bertentangan dengan apa yang biasa dilihat, didengar atau dirasakannya. Orang tanpa sadar hanya mau mendengar apa yang ingin dia dengar.

Tanpa sadar orang bisa kehilangan fokus dan lama-lama lupa atau tak mengenali siapa diri sebenarnya, karena disetir oleh peristiwa dan orang lain. Lama-lama orang seakan mengatakan secara tersirat: "aku berkomentar, maka aku ada."

Semakin kuat nafsu untuk selalu berkomentar dan fokus pada validasi dan pengalaman yang banal dan temporer, makin mudah untuk dimanipulasi, atau mungkin bahkan rela ditipu, rela bertengkar, demi memperoleh perhatian dan validasi liyan. Lalu, bagaimana kondisi jiwamu saat melihat lalu lalang postingan di medsos?

Posting Komentar

0 Komentar