Napeni Beras

 


Orang tua dulu menggunakan tampah untuk memisahkan beras dari kotoran (kerikil, kulit gabah, dan sebagainya). Ini seperti hidup kita pada kehidupan lahir dan batin kita diguncang-guncang, diangkat dan dijatuhkan, diputar-putar, digerakkan maju dan mundur, agar "kotoran batin" bisa dipisahkan sehingga yang tersisa adalah diri yang bersih dan siap menerima dan menyaksikan tajalli ilahi yang tiada berkesudahan, agar kita menjadi saksi Kebesaran dan Keindahan serta Kemahasegala-galanya Tuhan, sehingga kita bisa menjalankan amanah sesuai dengan kehendakNya yang telah ditajallikan ke batin kita.

Dalam kehidupan sosial, napeni beras adalah seperti halnya "beras diinteri" ketika pada akhirnya beras berkumpul dengan beras, kerikil dengan kerikil, menir dengan menir. Kita akan hidup seperti itu, dikumpulkan oleh Tuhan sesuai dengan kualitas pemikiran, perenungan batin dan perilaku kita.


Wa Allahu a'lam

Posting Komentar

0 Komentar