Menjadi Agen Perubahan? Siapa Takut

 Oleh : Abdul Latif


Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 telah usai, kini memasuki tahap pemberkasan. Saya, salah satu orang yang (kebetulan) ikut lolos dalam rekrutmen CPNS 2019 ini. Perlu diketahui bahwa proses rekrutmen pada ajang pengembangan profesi paling bergengsi ini dilakukan melalui uji kompetensi yang walaupun tidak sampai berdarah tapi cukup menguras keringat dan cukup menguji nyali. Mulai ujian SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) maupun SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) dilakukan dengan tes komputer atau biasa disebut Computer Assisted Test (CAT). Menariknya, uji kompetensi ini dilakukan secara terbuka. Bahkan semua orang bisa melihat hasil nilai secara live streaming. Sangat transparan!

Saya (masih) belum dapat membayangkan, ketika banyak mendengar cerita masa lalu  bahwa untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) seseorang harus mengeluarkan uang banyak, atau harus memiliki kedekatan dengan pejabat. Ternyata zaman telah berubah. Yang saya alami, proses rekrutmen kali ini sama sekali tidak menggunakan jalur pragmatis maupun jalur ‘siapa dekat, dia dapat’. Sama sekali tidak!

Tahun 2018 yang lalu sebenarnya saya pun ikut tes rekrutmen CPNS. Namun sifatnya hanya sebatas coba-coba ditengah perasaan yang masih didominasi pesimistis. Paling nanti yang lolos anaknya pejabat, atau yang punya modal finansial. Tidak mungkin orang seperti saya lolos, karena tidak memiliki jaringan maupun modal. Dan akhirnya saya pun tidak lolos. Ternyata semua anggapan itu salah. Banyak kawan saya yang lolos tanpa ada unsur lain. Tapi memang murni karena kompetensi yang dimiliki.

Inilah yang kemudian bisa dijadikan sinyalemen bahwa negara ini berusaha keras untuk memutus mata rantai pragmatisme dan nepotisme. Zaman berubah, paradigma pun harus berubah. Negara ini pun mencoba berbenah. Bagaimana mungkin bisa melayani dengan baik jika jalan yang ditempuh pun tidak baik?

Melalui berbagai perbincangan, dapat saya simpulkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) sekarang memang dicetak mejadi agen perubahan (agent of change). Diawali dari perubahan proses rekrutmen sampai perubahan dalam melakukan pelayanan. Budaya pragmatisme, nepotisme dan konglomerasi yang mengarah kepada budaya koruptif harus dihilangkan. Semua pihak harus mampu melihat bahwa kemajuan sebuah negara dapat terwujud melalui sumber daya manusia yang kompeten dan berkwalitas. Rekrutmen CPNS secara transparan adalah wujud komitmen negara dalam mencetak abdi negara yang kompenten secara alami. Tanpa ada unsur buatan.

Jadi, kawan-kawan yang mau mengikuti seleksi CPNS di masa mendatang harus semangat dan tetap optimis. Persiapkan matang-matang untuk menghadapi kompetisi. Modal utama adalah banyak belajar dan terus menggali informasi. Tidak dengan cara yang lain. Sudah bukan zamannya lagi menjadi CPNS lewat pintu belakang. Karena pintu depan masih terbuka lebar.

Siapkah kalian menjadi Agen Perubahan??

Posting Komentar

2 Komentar