Ilustrasi : Foto siswa di daerah pelosok │Sumber : Internet |
SURAT
UNTUK PAHLAWAN
Abdul
Latif
Surya kembali terbangun dari tidurnya
Memamerkan senyum sumringah
Disaksikan ribuan butir embun
Di pagi itu...
Sekawanan anak melewati pematang sawah
Menyandang seragam dan beralas sandal lusuh
Tampak di wajahnya senyum mengembang
Ada gambaran semangat di mata polosnya
Untuk sekolah
Sampai juga mereka di sekolah
Berjumpa lagi dengan kawan lamanya
dinding bambu, atap rumbia, lantai pasir
Sungguh, harmoni alam yang tak lazim
Di era ini
Berjam-jam mereka menunggu seseorang
Didalam kelas
Sambil sesekali menengok ke halaman
Tak ada yang datang
Hari beranjak siang
Tak satupun yang datang
Tampak di raut mukanya terlukis kekecewaan
Dikeluarkan secarik kertas dari tas plastiknya
Sambil berkerumun mereka menulis:
“Pak guruku,
Kami
butuh engkau tidak hanya kemarin
Tapi
untuk hari ini, esok dan lusa
Maka,
jika hari ini engkau tak datang
Dengan
siapa kami belajar...
Kami
ingin seperti mereka yang engkau ajar
Disana,
Di gedung megah
Bukankah
kami sama dengan mereka
Punya
impian
Jika
hari ini mereka dapat memberimu imbalan
Biarkan
kami berhutang dulu
Pasti
kami bayar di kemudian hari
Saat
kami beranjak dewasa
Pak
Guruku,
Datanglah
di hari ini, esok dan lusa
Agar
kami dapat merasakan sentuhan sang pahlawan
Yang
konon tak butuh tanda jasa”
Ditempelkan
secarik kertas itu
Pada
papan tulis yang mulai rapuh
Dan
berharap ada yang membaca
Di
hari esok
Gembes, 20
Februari 2013
0 Komentar